AKU
Karya Winnie
Yang ku tahu, Tuhan menciptakanku untuk hidup. Entah itu pahit atau mudah untuk dijalani. Segala sesuatunya kini akan kumulai, kaki ini akan melewati jalan jalan becek dalam keheningan yang ramai.
Aku tak kenal ibuku, mungkin sejak terakhir aku menghisap air susunya yang kuingat hanyalah mata hijaunya. Kemudian dia pergi.. Jauh.. Hingga ia hilang. Aku berteriak lemah, meminta pertolongan kepada makhluk-makhluk yg berlalu lalang didepanku. Tidakkah mereka melihat??? Bahwa aku sangat kotor dan membutuhkan pembersihan??? Sia-sia semuanya! Memperdulikan aku yang kecil ini saja tidak sama sekali. Aku terdiam, meringkuk dibalik selokan dan berlindung dari sesuatu yang dapat melukaiku. Oh sungguh.. Memang cakarku belum dapat digunakan untuk saat ini, ya.. Aku masih terlalu lemah untuk menggoreskan luka pada musuh-musuhku.
Bau ikan dimana-mana, dapat tercium dengan jelas bagaimana aromanya itu melekat. Aku lapar. Tapi, aku takut untuk mengemis. Aku takut makhluk-makhluk itu akan membuangku dengan kasar "lagi". Ah.. Jangankan makanan, air saja aku tak dapat meminumnya, mungkin becekan inilah yg dapat kujadikan pengganjal tengorokanku. Hari yang panas saat matahari bersinar, buluku terasa kasar dan bau, hidungku kotor, dan telingaku tersobek. Aku sangat kurus! Tolong.. Aku hanya tak dapat berbahasa dengan bahasa kalian! Aku bisu akan bahasa itu, yang aku bisa hanyalah "miaw" itupun tak akan kalian gubris walau aku sudah berteriak dengan nyaringnya. Tak ada yang menghampiriku walau hanya sekedar meneduhkan. Sial! Aku benar-benar sendiri di keramaian.
 |
Aku Karya Winnie |
Malam sangat dingin, ditambah lagi hujan yang belakangan ini mengguyur tempat dimana aku terpuruk. Aku berlari ke sebuah rumah yang tak jauh dari selokan yang bisanya kujadikan tempat berlindung. Buluku berdiri memerlukan kehangatan, aku masuk ke dalam ruangan salah satu makhluk-makhluk itu. Aku aman. Dan kemudian "PLAKKKK!" makhluk itu menendangku, dia mengatakan aku sosok yang kotor, dia memakiku. Mengapa dia begitu? Aku hanya ingin kehangatan.. Tolonglah.. Aku hanya ingin hangat sebentar dan setelah hujan ini reda aku akan keluar lagi. Oh, aku lupa.. Tak ada yang memperdulikanku.
Mataku sakit, lalat-lalat mengurubungiku. Mungkin itu adalah bentuk ucapan selamat tinggal untukku. Aku sangat lapar, sangat haus, dan aku kotor. Kini makhluk-makhluk itu tampak buram jika kulihat dari mataku. Ahh.. Sakit, sudah berapa kali aku kena tendangan maut bulan ini? Asshh... Tuhan memanggilku, dia mengutus malaikatnya untuk menggotong tubuh kecilku. Untung saja dia tidak memaki kotor ke arahku, aku merasa melayang.. Bebas.. Dan aku.. Kembali. Kini tak ada lagi panas dan dingin yang menyiksaku, yang aku tahu.. Aku kembali.
Profil Penulis:
Gue nulisnya spontan -,- acak acakan deh